Perkemahan
Pramuka Santri Nusantara (PPSN) memang telah usai, namun kisah dan
kenangan tentang PPSN masih berlanjut dan tersimpan di hati kita
masing-masing. Pada postingan ini, aku akan menceritakan padamu
tentang kenalan—yang sekarang menjadi teman baikku—dari
Kalimantan Selatan.
Bila
boleh kukatakan, anginlah yang membawaku padanya. Bukan, bukan
maksudku berlagak sok puitis atau apalah itu, namun memang begitulah
adanya. Jika kau ada waktu, duduklah sejenak untuk menyimak kisah
kecilku ini.
Pada
itu, cuaca cukup panas, namun mendung dan gumpalan awan hitam masih
setia mengintai di langit-langit Banjarmasin. Cuaca di sini memang
sulit untuk di tebak, hujan dan panas bisa datang tiba-tiba tanpa
permisi terlebih dahulu. Akibat dari perubahan cuaca yang spontan
itu, angin-angin kencang nakal tak jarang menyapa tenda-tendang yang
telah kami pancangkan di bumi perkemahan Agro Wisata Tanah Laut.
Angin
yang cukup kencang datang pada hari ke-4 PPSN, akibatnya beberapa
tenda dan gapura tampak roboh lantaran diterjang bayu, termasuk di
antaranya tenda-tenda anak putri.
Karena
kedekatanku dengan kakak Pinkonda (Pimpinan Kontingen Daerah) sore
itu juga, aku diajak untuk ke camp putri buat bantu-bantu ngecek
sekaligus jaga-jaga kalau arek putri butuh bantuan tenaga untuk
membenahi tenda mereka.
Pinkonda
yang mengajakku itu bernama Ofi. Jangan salah kira, namanya memang
mirip cewek, tapi itu nama doank. Kak ofi orangnya seru, tak jarang
aku dan Kak Ofi saling bertingkah konyol di depan anak-anak lain, tak
terkecuali anak putri.
Senja
telah tiba, aku dan Kak Ofi berjalan berdua memeriksa tenda demi
tenda kontingen Jawa tengah Putri sembari bertanya-tanya untuk
sekedar mengakrabkan diri. Di tengah perjalanan, kami menjumpai satu
sangga yang tenda tamunya ambruk.
“Ram,
beresin...” perintah Kak Ofi Hamuza sambil nunjuk tenda yang
tersimpuh lunglai tak berdaya.
“Sendirian?”
“Iya
tho ya... yang lama ya, aku tak ngobrol dulu sama anak-anak Kalsel”
Sangga
yang tendanya aku perbaiki itu memang bersebelahan dengan kontingen
tuan rumah, Kalimantan Selatan, yang kebetulan sebagian penghuni
tendanya sedang asik bercanda dan bernyanyi di depan teras tenda.
Sambil melihat Kak Ofi bercanda dengan mereka-mereka, dengan sigap
dan cepat aku pun membenahi tenda tamu yang terobohkan oleh angin
itu, dan dalam sekejap... berdirilah kembali tenda kuning itu dengan
gagahnya.
Usai
membenahi tenda, aku segera menggabungkan diri dalam canda yang telah
Kak Ofi buat dengan arek-arek Kalsel. Sesekali Kak Ofi memberikan
permainan dan tebakan seru namun membingungkan dan sulit dipecahkan
oleh rekan-rekan Kalsel.
“Coba
tebak, berapa nyamuk yang saya bunuh” ujar Kak Ofi yang disambung
dengan tepukan kedua telapak tangannnyayang seolah olah menangkap
nyamuk.
“Lima!”
ucap sesorang dari mereka yang aku lupa namanya.
“Salah,
berapa ada yang tahu...” sambung Kak Ofi bersemangat dengan
permainan tebak nyamuknya.
“Dua!
Dua nyamuk!” teriak seseorang dari dalam tenda yang sejurus
kemudian terbuka sampingnya karena kain tendanya diangkat oleh
seseorang yang tersenyum manis di bawahnya.
“Yupz,
betul... siapa namanya tadi yang jawab?”
“Kak
Lina” teriak teman-teman Kalsel menjaab pertanyaan Kak Ofi.
Sejenak
kami pun ngobrol bersama di tenda kontingen Jawa Tengah putri itu,
dengan sesekali aku mengayunkan tanganku untuk sekedar membunyikan
gitar yang kupinjam dari anak Kalsel.
“Kak
Ofi nggak haus” tanyaku.
“Haus
sih, tapi dari tadi nggak ada yang bikinin minum...” sindirnya
“Wah,
sore-sore gini asik nih kak kalo ada yang mau bikinin kopi hangat”
“Oh,
Kak Rama sama Kak Ofi mau kopi?” tanya Karlina “bentar ya...”
sambungnya
Sambil
menunggu Karlina membuatkan kami kopi, aku dan Kak Ofi melanjutkan
berkeliling untuk pengecekan terlebih dahulu. Setelah semua
dipastikan beres, kami kembali ke tenda tadi dengan suguhan kopi
buatan Karlina.
Percayakah
kau, hampir-hampir saja senyum Karlina menculik hatiku yang selama
ini aku jaga untuk seseorang yang telah menantiku sana. Sepotong
senyum dari wajahnya yang manis itu benar-benar menikam hatiku, dan
membuat rembulan malam seolah menjelma wajahnya. Apa lagi usai
kejadia malam itu. . . Ah! Aku harus mampu manjaga hati. . .
(BERSAMBUNG...)
Lanjutkan Membaca Bagian ke-2
Lanjutkan Membaca Bagian ke-2
5 comments:
Ikut PPSN 2015 juga ya...
Iya za...
kok bisa ikut 2 kali gitu...
aku mondoknya yg kelamaan . . .heheh
Post a Comment