Saturday, 20 June 2015

#Rasa Penasaran Melahirkan Cinta (RPMC)

“Aku hanya ingin sekedar berbagi saja, barangkali ada gunanya untukmu, syukurlah. Dalam tulisan yang aku beri label, “Aku dan Linux” di blogku ini adalah beberapa potong kisah kecil selama aku menggunakan linux. Mungkin aku dalam tulisan-tulisanku nanti, akan kumetaforakan linux sebagai seseorang wanita yang menjadi pendamping hidupku. Jadi, biasakanlah dengan gaya berceritaku yang amatir ini.” 

#Rasa Penasaran Melahirkan Cinta (RPMC) 

Boleh kukatakan bahwa aku dulunya termasuk orang yang amat gaptek. Jangankan internet, komputer pun aku tak pernah tahu bagaimana wujudnya. Aku pertama kali menyentuh komputer saat aku kelas VII, itu juga kalau sedang pelajaran komputer.
Saat pertama kali masuk SMP aku pernah diminta oleh guru komputerku untuk membuat sebuah poster dan slogan sederhana tentang anti pembajakan. Sebanarnya saat itu aku sendiri tak begitu paham, apa arti dan maksud dari pembajakan software.
“Silakan cari di internet, buku, atau media yang lain... bebas, minggu depan dikumpulkan!” ujar guru itu menutup pelajaran di kelas.
Satu kosa kata baru yang aku dapat pagi itu adalah, “Internet”. Guru itu mengatakan internet sebagai sebuah tempat untuk mencari dan menuntaskan tugas yang ia berikan. Dasar gaptek, aku malah bertanya-tanya dengan diriku sendiri, internet itu dimana ya? Beberapa temanku (lebih tepatnya kakak kelasku) menjawab pertanyaan konyolku itu dengan setengah tertawa, “Internet itu ya di warnetlah. Alhasil, aku mintalah salah seorang teman akrabku untuk mendampingiku menuju warnet di daerah tempat tinggalku setelah seorang kenalanku menertawakanku lantaran aku bilang padanya, “Ajari internetan donk!”.
Saat kali pertama aku menjelajah dan membuka dunia internet, timbul rasa kagumku pada mesin yang orang-orang menyebutnya dengan komputer itu. Betapa tidak, kita hanya tinggal duduk sambil menggerakkan jemari tangan di atas papapn yang disebut keyboard dan dengan seketika informasi apapun yang kita mau dalam sekejap akan muncul di hadapan kita.
“Solusi Mengatasi Pembajakan Software” kuketik keyword itu di mesin pencari google, dan ENTER. Cling! Seketika berbaris-baris link muncul dan dengan satu kali klik kiri, terbukalah sebuah website yang menuliskan artikel terkait dengan apa yang aku cari.
Saat browsing di siang yang terik itu, aku mendapatkan sebuah kosa kata yang cukup lucu, “LINUX”. Namun, kosa kata itu hanya kusimpan tanpa aku cari tahu lagi apa maksudnya karena aku harus segera mengakhiri penjelajahan pertamaku dan segera pulang.
Seminggu sudah berlalu, tugas telah aku kumpulkan dengan perasaan penuh kebanggaan karena aku berhasil menggunakan internet sebagai media pembantuku.
Usai hari itu, aku jadi sering berziarah ke warnet untuk menjelajah. Kebetulan, untuk pertama kalinya aku memiliki alat mungil canggih yang mampu menyimpan data bernama Flashdisk. Meski volumenya hanya 1 GB, bagaimanapun juga itu adalah alat hebat yang pernah aku miliki.
Suatu ketika saat aku sedang browsing, terlintas dalam benakku kosa kata aneh yang kujumpai saat aku menjelajah pertama kali. Akhirnya, aku pun mencoba mencari tahu, apa itu linux? Entah bagaimana prosesnya saat itu, aku sedikit lupa, tiba-tiba penjelejahanku mengarah pada sebuah website yang membahas linux Slax.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku buru-buru mendownload file Slax dan menyimpannya ke flashdiskku. Selama berbulan-bulan aku menyimpan file distro pertamaku itu. Aku belum tahu bagaimanadan untuk apa linux Slax ini. Akhirnya setelah cukup niat, akhirnya aku mencari tahu bagaimana menggunakan distro linux Slax yang ukurannya cukup kecil itu. Akhirnya dengan penuh rasa dag dig dug, aku mengikuti step by step yang aku tulis di buku tulisku saat itu. Dan... jreng... jreng... Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku melihat penampilan baru komputer yang tidak ada tombol start di bagian pojok kirinya.
Seketika aku langsung jatuh cinta pada penampilan Slax yang memiliki ikon memantul saat di klik. Saat itu aku seolah-olah menemukan dunia yang lebih baru dalam perkomputeran. Selama beberapa bulan itu aku hanya mengenal windows xp, maka setelah uji coba pertamaku itu aku mulai berkenalan dengan linux. Kehebatan linux yang membuatku takjub saat itu adalah menggunakan flashdisk-ku sebagai alat untuk booting, flashdisk yang awalnya hanya berfungsi menyimpan data, kini bertambah fungsinya untuk menjalankan linux, dan itu aku lakukan di warnet.
Kautahu, linux Slax itu membuat aku tampak keren loh! Bagaimana tidak, bahkan penjaga warnet yang aku tempati saat itu beranggapan bahwa aku seorang programer canggih, wkwkwkw dan pernah juga atas kebaikanku membagi Slax pada penjaga warnet, aku diizinkan untuk menggunakan rental internet selama seminggu tanpa harus membayar. Hahaha, gayanya sih sok-sok-an bisa dan tahu banget ihwal linux, padahal saat itu, yang aku tahu cuma Slax ini.
Bagikan:

0 comments: