Pagi ini kabar mengagetkan tentang Ian Murdock menggemparkan khalayak, khususnya para penggiat open source di seluruh dunia. Dunia memberitakan bahwa pria kelahiran 1973 itu telah meninggal. Tidak! Ia belum meninggal.
Saya pribadi memang sekedar mengenal beliau melalui beberapa tulisan biografi tentangnya. Seketika itu, saya pun terkagum dengan ciptaanya berupa apt-get yang masih saya gunakan sampai detik ini. Kau tahu, apt-get adalah tool canggih yang benar-benar mempermudah saya dalam melakukan manajemen pemaketan pada distro linux, khususnya linux yang merupakan turunan Debian.
Baiklah, saat ini dunia memang mengabarkan tentang berita duka itu dan segala seluk beluk penyebabnya yang masih simpang siur, namun saya ingin sekedar berbagi angan tentang hal ini. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, makhluk ciptaan Ian Murdock bernama Debian bukanlah makhluk biasa. Ia adalah sistem yang terkenal dengan kestabilan dan kehandalan sistemnya. Selanjutnya, mari kita tengok. . . apakah Debian hanya sekedar berwujud Debian. Ah, saya rasa tidak. Debian telah beranak pinak dengan menjadi inspirasi bagi kelahiran distro-distro besar lainnya, termasuk Ubuntu. Bahkan Blankon pun juga menggunakan Debian sebagai inspirasinya, bahasa terbaik bagi saya untuk basis.
Saya tidak bisa memaksa anda untuk mempercayai pernyataan bahwa Ian Murdock masih hidup. Tapi, entahlah. Karena kematian hanya berlaku bagi orang yang tidak pernah melakukan hal berguna bagi orang lain selama hidupnya. Dan Ian Murdock bukanlah orang yang demikian. Jiwa boleh terbenam dalam tanah. Tapi spirit, sumbangsih, pengaruh dan semangat juang adalah matahari yang membenci arah barat. Apa anda juga akan seperti itu?
Saya pribadi memang sekedar mengenal beliau melalui beberapa tulisan biografi tentangnya. Seketika itu, saya pun terkagum dengan ciptaanya berupa apt-get yang masih saya gunakan sampai detik ini. Kau tahu, apt-get adalah tool canggih yang benar-benar mempermudah saya dalam melakukan manajemen pemaketan pada distro linux, khususnya linux yang merupakan turunan Debian.
Baiklah, saat ini dunia memang mengabarkan tentang berita duka itu dan segala seluk beluk penyebabnya yang masih simpang siur, namun saya ingin sekedar berbagi angan tentang hal ini. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, makhluk ciptaan Ian Murdock bernama Debian bukanlah makhluk biasa. Ia adalah sistem yang terkenal dengan kestabilan dan kehandalan sistemnya. Selanjutnya, mari kita tengok. . . apakah Debian hanya sekedar berwujud Debian. Ah, saya rasa tidak. Debian telah beranak pinak dengan menjadi inspirasi bagi kelahiran distro-distro besar lainnya, termasuk Ubuntu. Bahkan Blankon pun juga menggunakan Debian sebagai inspirasinya, bahasa terbaik bagi saya untuk basis.
Saya tidak bisa memaksa anda untuk mempercayai pernyataan bahwa Ian Murdock masih hidup. Tapi, entahlah. Karena kematian hanya berlaku bagi orang yang tidak pernah melakukan hal berguna bagi orang lain selama hidupnya. Dan Ian Murdock bukanlah orang yang demikian. Jiwa boleh terbenam dalam tanah. Tapi spirit, sumbangsih, pengaruh dan semangat juang adalah matahari yang membenci arah barat. Apa anda juga akan seperti itu?